Selasa, 26 November 2013

Meniti Jalan Lurus



 Oleh: Indra Kurniawan, S.Sos.I

Pepatah mengatakan,”banyak jalan menuju Roma”. Dalam urusan aqidah, nampaknya pepetah itu tidak bisa diterapkan, akan tetapi dalam urusan fiqih atau macam-macam amalan yang bisa dilakukan yang nantinya akan mendapatkan surga  pepatah ini berlaku. Sampai-sampai dalam kitab Riyadus shalihin terdapat judul bab yang diberi nama”Banyak Jalan Menuju Kebaikan”. 

Akan tetapi, dalam urusan aqidah, yakni manhaj atau cara beragama kita yakni Islam, hanya satu jalan. Jalan itu lurus tidak berkelok-kelok dan telah jelas rambu-rambunya. Sehingga, siapa saja yang akan melewati jalan tersebut niscaya akan selamat. Jalan tersebut yang jika setiap muslim yang mukmin mau menempuhnya akan mengantarkan pada cara beragama islam yang benar.

قال تعالى " وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله " الأنعام:153)

"Dan sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah. Dan janganlah engkau semua mengikuti jalan-jalan - yang lain-lain, kerana nanti engkau semua dapat terpisah dari jalan Allah." (al-An'am: 153)

Jalan lurus itu telah banyak memberikan bukti bahwa orang-orang yang pernah menempuhnya selamat sampai tujuan. Akan tetapi sungguh disayangkan, betapa banyak orang sekalipun jalannya mudah, terang, rambu-rambunya jelas, jalan tersebut enggan dilaluinya. Mereka memilih jalan lain sekalipun itu sulit dan bahkan mungkin belum pernah seorangpun melaluinya. Atau, mereka suka tantangan akan tetapi demikan tidak pada tempatnya.

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا

Dari Khudzaifah berkata, "Wahai ahli alquran, bersikap istiqamahlah kalian, dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya."(HR.Bukhari)

Saudaraku rahimakumulloh, hendaknya orang yang berakan tentu jika ingin selamat sampai tujuan ia akan memilih jalan lurus bebas hambatan di karenakan jalannya terang dan rambu-rambunya jelas.

Petunjuk rosululloh
Semua orang tau, roasululloh adalah uswatun hasanah(suri tauladan yang baik) akan tetapi tidak sampai pada tingkatan cinta pada hakikatnya. Banyak orang yang mengaku cinta kepada rosululloh akan tetapi cintanya hanya sebatas di bibir saja, hanya sebatas bersenandung lagu cinta untuk rosululloh. Akan tetapi, betapa banyak yang cintanya tidak sampai pada tingkat berkorban untuk beliau, mengikuti apa yang menjadi keinginannya(sunnah-sunnahnya). Malah, bibirnya mengaku cinta akan tetapi hatinya membenci apa yang dicintai rosululloh yakni mengikuti sunnah-sunnahnya, baik aqidah maupun amaliyyahnya.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”(al Ahzab:21)

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(al Imran : 31)

Telah jelas, Alloh subhanahu wata’ala telah memerintahkan hamba Nya agar mengikuti perintah rosululloh sebagi bukti kecintaannya kepada Alloh subhanahu wata’ala. Dan ayat tersebut banyak kaum muslimin yang tidak menghiraukan seruan Alloh subhanahu wata’ala. kurang jelas apa lagi bahwa jalan lurus itu didapat dengan mengikuti petunjuk rosululloh, tidak dengan jalan-jalan selain itu. 

Kabar gembira bagi mereka yang istiqamah dalam memegang sunnah rosululloh adalah surge dari Alloh subhanahu wata’ala. rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi menjawab: "Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang aku berarti ia enggan."(HR. Bukhari)

Jejak sahabat rosululloh
Mereka adalh sebaik-baik generasi yang ada. Zaman yang ada pada mereka rodiyallohumulloh adalah satu kondisi yang yang menghadapkan pada mereka satu keadaan di mana al qur’an diturunkan. Mereka faham bagaimana mengamalkan agama Islam ini. Bahkan yang paling menakjubkan di zaman mereka adalah jaminan dari rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam tentang surganya. Adapun kita sama sekali tidak ada satu keteranganpun yang menetapkan bahwa kita telah tetap surganya. Untuk itu sangat pantas generasi mereka adalah generasi yang layak untuk kita tiru cara beragamanya(manhaj) sepeninggal rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ وَكَانُوا يَضْرِبُونَنَا عَلَى الشَّهَادَةِ وَالْعَهْدِ وَنَحْنُ صِغَارٌ

dari 'Abidah dari Abdullah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka. Kemudian akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya". Ibrahim berkata; "Dahulu, mereka (para shahabat) mengajarkan kami tentang bersaksi dan memegang janji ketika kami masih kecil". (Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian dan persaksian) "(HR.Bukhari).

Generasi para sahabat telah terbukti keimanannya. Mereka senantiasa patuh dan tunduk atas apa yang telah diperintahkan rosululloh. Para sahabat senantiasa berhati-hati dalam bertindak, karena ketika beramal atau bahkan berbuat kesalahan langsung mendapat teguran langsung dari rosululloh dan bahkan tidak jarang teguran rosululloh menunggu wahyu dari Alloh subhanahu wata’ala.

Mengikuti generasi sahabat adalah jalan keselamatan. Siapa lagi kalau bukan mereka radiyallohu ‘anhum karena zaman mereka masih menyaksikan kapan dan bagaimana al qur’an diturunkan dan seperti apa mengamalkan al qur’an. Sehingga kecil sekali kemungkinan salah dalam  mengamalkan al qur’an, karena ditafsiri langsung oleh rosululloh.

عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي الله عنه قال وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة بليغة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون فقلنا يا رسول الله كأنها موعظة مودع فأوصنا قال أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عبد حبشي وأنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن صحيح النواجذ بالذال المعجمة الأنياب وقيل الأضراسضؤ      ثسي لاىةم ىة ىة   ى     سس ؤ لالر   غعب ب بغ ربرلا6غامم

Dari Abu Najih al-'Irbadh bin Sariyah r.a., katanya: "Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam pernah memberikan wejangan kepada kita semua, yaitu suatu wejangan yang mengesankan sekali, hati dapat menjadi takut kerananya, air matapun dapat bercucuran. Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, seolah-olah itu adalah wejangan seseorang yang terakhir. Oleh sebab itu, berilah wasiat kepada kami semua!" Beliau sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Saya berwasiat kepadamu semua, hendaklah engkau semua bertaqwa kepada Allah, juga suka mendengarkan dan mentaati -pemerintahan - sekalipun yang memerintah atasmu itu seorang hamba sahaya Habsyi. Kerana sesungguhnya, barangsiapa yang masih hidup  di antara kalian ia akan melihat berbagai macam perselisihan yang banyak. Maka dari itu hendaklah engkau semua berpegang teguh i sunnahku dan sunnah para Khalifah Arrasyidun yang mendapat petunjuk - Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali radhiallahu 'annum; gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi gerahammu – (yakni pegang teguhlah itu sekuat-kuatnya). Jauhilah olehmu semua dari melakukan perkara-perkara yang diada-adakan, kerana sesungguhnya segala sesuatu kebid'ahan itu adalah sesat."
)Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih(.

Saudara/I ku yang semoga Alloh subhanahu wata’ala merahmati kita sekalian, jalan kebenaran itu terang, tidak ada lagi penghalang untuk melewatinya yakni jalannya rosululloh dan apa yang para sahabat rosululloh lalui juga yakni cara berIslam. Para ulama telah meenjelaskan kepada kita melalui kitab-kitab karyanya sehingga kita bisa mempelajari bagaimana rosul dan para sahabatnya beragama Islam baik aqidah dan amaliyyahnya
.
Jika kita telah faham jalan terang tersebut, tanpa perlu fanatik terhadap madzhab atau kelompok tertentu ketika telah nampak bahwa kebenaran itu datang dari rosululloh dan telah pula diamalkan oleh para sahabatnya kita tanpa perlu ragu lagi untuk mengamalkannya. Sebagaimana kaidah yang telah dibuat oleh ulama sebagai berikut:

لو كان خيرا لسبقون اليه

sekiranya itu baik, tentu para sahabat telah lebih dahulu mengamalakannya”.


Saudaraku, kita tidak lebih baik dari rasululloh dan para sahabatnya, sehingga beribadah hanya menurut prasangka diri kita itu baik tanpa ditimbang menurut baik dan buruknya rosululloh dan kemudian apakah itu pernah diamalkan oleh para sahabatnya.

Semoga kita sekalian diberi petunjuk oleh Alloh subhanahu wata’a;a untuk senantiasa meniti jalan lurus itu. Jalan yang dahulunya perna rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam arahkan dan kemudian dilalui oleh para sahabatnya radiyallohu ‘anhum. Kemudian semoga kita sekalian diberi kemudahan untuk senantiasa menuntut ilmu untuk menemukan jalan terang dan lurus itu.

Wallohu a'lam
(Dimuat pula di baitussalam.sch.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar