Oleh: Indra Kurniawan, S.Sos.I
Pepatah mengatakan,”banyak jalan menuju Roma”. Dalam urusan
aqidah, nampaknya pepetah itu tidak bisa diterapkan, akan tetapi dalam urusan
fiqih atau macam-macam amalan yang bisa dilakukan yang nantinya akan
mendapatkan surga pepatah ini berlaku.
Sampai-sampai dalam kitab Riyadus shalihin terdapat judul bab yang diberi
nama”Banyak Jalan Menuju Kebaikan”.
Akan tetapi, dalam urusan aqidah, yakni manhaj atau cara
beragama kita yakni Islam, hanya satu jalan. Jalan itu lurus tidak berkelok-kelok
dan telah jelas rambu-rambunya. Sehingga, siapa saja yang akan melewati jalan
tersebut niscaya akan selamat. Jalan tersebut yang jika setiap muslim yang
mukmin mau menempuhnya akan mengantarkan pada cara beragama islam yang benar.
قال تعالى " وأن هذا صراطي مستقيما
فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله " الأنعام:153)
"Dan
sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah. Dan janganlah engkau
semua mengikuti jalan-jalan - yang lain-lain, kerana nanti engkau semua dapat
terpisah dari jalan Allah." (al-An'am: 153)
Jalan lurus itu telah banyak memberikan bukti bahwa
orang-orang yang pernah menempuhnya selamat sampai tujuan. Akan tetapi sungguh
disayangkan, betapa banyak orang sekalipun jalannya mudah, terang,
rambu-rambunya jelas, jalan tersebut enggan dilaluinya. Mereka memilih jalan
lain sekalipun itu sulit dan bahkan mungkin belum pernah seorangpun melaluinya.
Atau, mereka suka tantangan akan tetapi demikan tidak pada tempatnya.
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ
اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا
لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
Dari
Khudzaifah berkata, "Wahai ahli alquran, bersikap istiqamahlah kalian,
dengan demikian kalian telah menjadi pemenang yang jauh, sebaliknya jika kalian
oleng kanan kiri, kalian telah sesat sesesat-sesatnya."(HR.Bukhari)
Saudaraku rahimakumulloh, hendaknya orang yang berakan tentu
jika ingin selamat sampai tujuan ia akan memilih jalan lurus bebas hambatan di
karenakan jalannya terang dan rambu-rambunya jelas.
Petunjuk rosululloh
Semua orang tau, roasululloh adalah uswatun hasanah(suri
tauladan yang baik) akan tetapi tidak sampai pada tingkatan cinta pada
hakikatnya. Banyak orang yang mengaku cinta kepada rosululloh akan tetapi
cintanya hanya sebatas di bibir saja, hanya sebatas bersenandung lagu cinta
untuk rosululloh. Akan tetapi, betapa banyak yang cintanya tidak sampai pada
tingkat berkorban untuk beliau, mengikuti apa yang menjadi
keinginannya(sunnah-sunnahnya). Malah, bibirnya mengaku cinta akan tetapi
hatinya membenci apa yang dicintai rosululloh yakni mengikuti sunnah-sunnahnya,
baik aqidah maupun amaliyyahnya.
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ
ٱللَّهَ كَثِيرًۭا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”(al
Ahzab:21)
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى
يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(al Imran : 31)
Telah jelas, Alloh subhanahu wata’ala telah
memerintahkan hamba Nya agar mengikuti perintah rosululloh sebagi bukti
kecintaannya kepada Alloh subhanahu wata’ala. Dan ayat tersebut banyak
kaum muslimin yang tidak menghiraukan seruan Alloh subhanahu wata’ala. kurang
jelas apa lagi bahwa jalan lurus itu didapat dengan mengikuti petunjuk
rosululloh, tidak dengan jalan-jalan selain itu.
Kabar gembira bagi mereka yang istiqamah dalam
memegang sunnah rosululloh adalah surge dari Alloh subhanahu wata’ala.
rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ
أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Setiap umatku masuk surga selain yang enggan, " Para sahabat
bertanya, "Wahai Rasulullah, lantas siapa yang enggan?" Nabi
menjawab: "Siapa yang taat kepadaku masuk surga dan siapa yang membangkang
aku berarti ia enggan."(HR. Bukhari)
Jejak sahabat rosululloh
Mereka adalh sebaik-baik generasi yang ada. Zaman
yang ada pada mereka rodiyallohumulloh adalah satu kondisi yang yang
menghadapkan pada mereka satu keadaan di mana al qur’an diturunkan. Mereka
faham bagaimana mengamalkan agama Islam ini. Bahkan yang paling menakjubkan di
zaman mereka adalah jaminan dari rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam
tentang surganya. Adapun kita sama sekali tidak ada satu keteranganpun yang
menetapkan bahwa kita telah tetap surganya. Untuk itu sangat pantas generasi
mereka adalah generasi yang layak untuk kita tiru cara beragamanya(manhaj)
sepeninggal rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي
ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَسْبِقُ
شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ وَكَانُوا
يَضْرِبُونَنَا عَلَى الشَّهَادَةِ وَالْعَهْدِ وَنَحْنُ صِغَارٌ
dari 'Abidah dari Abdullah radliallahu 'anhu bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik manusia
adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang
yang datang setelah mereka kemudian orang-orang yang datang setelah mereka.
Kemudian akan datang suatu kaum yang persaksian salah seorang dari mereka
mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya". Ibrahim
berkata; "Dahulu, mereka (para shahabat) mengajarkan kami tentang
bersaksi dan memegang janji ketika kami masih kecil". (Mereka memukul
kami bila melanggar perjanjian dan persaksian) "(HR.Bukhari).
Generasi para sahabat telah terbukti keimanannya. Mereka
senantiasa patuh dan tunduk atas apa yang telah diperintahkan rosululloh. Para
sahabat senantiasa berhati-hati dalam bertindak, karena ketika beramal atau
bahkan berbuat kesalahan langsung mendapat teguran langsung dari rosululloh dan
bahkan tidak jarang teguran rosululloh menunggu wahyu dari Alloh subhanahu
wata’ala.
Mengikuti generasi sahabat adalah jalan keselamatan. Siapa
lagi kalau bukan mereka radiyallohu ‘anhum karena zaman mereka masih
menyaksikan kapan dan bagaimana al qur’an diturunkan dan seperti apa
mengamalkan al qur’an. Sehingga kecil sekali kemungkinan salah dalam mengamalkan al qur’an, karena ditafsiri
langsung oleh rosululloh.
عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي الله
عنه قال وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة بليغة وجلت منها القلوب وذرفت منها
العيون فقلنا يا رسول الله كأنها موعظة مودع فأوصنا قال أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة
وإن تأمر عليكم عبد حبشي وأنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء
الراشدين المهديين عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة رواه
أبو داود والترمذي وقال حديث حسن صحيح النواجذ بالذال المعجمة الأنياب وقيل الأضراسضؤ ثسي لاىةم ىة ىة ى
سس ؤ لالر غعب ب بغ ربرلا6غامم
Dari Abu Najih al-'Irbadh bin Sariyah r.a., katanya:
"Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam pernah memberikan wejangan
kepada kita semua, yaitu suatu wejangan yang mengesankan sekali, hati dapat
menjadi takut kerananya, air matapun dapat bercucuran. Kita lalu berkata:
"Ya Rasulullah, seolah-olah itu adalah wejangan seseorang yang terakhir.
Oleh sebab itu, berilah wasiat kepada kami semua!" Beliau sholallohu ‘alaihi
wasallam bersabda:
"Saya berwasiat kepadamu semua, hendaklah engkau semua
bertaqwa kepada Allah, juga suka mendengarkan dan mentaati -pemerintahan -
sekalipun yang memerintah atasmu itu seorang hamba sahaya Habsyi. Kerana
sesungguhnya, barangsiapa yang masih hidup
di antara kalian ia akan melihat berbagai macam perselisihan yang
banyak. Maka dari itu hendaklah engkau semua berpegang teguh i sunnahku dan
sunnah para Khalifah Arrasyidun yang mendapat petunjuk - Abu Bakar, Umar, Usman
dan Ali radhiallahu 'annum; gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi
gerahammu – (yakni pegang teguhlah itu sekuat-kuatnya). Jauhilah olehmu semua
dari melakukan perkara-perkara yang diada-adakan, kerana sesungguhnya segala
sesuatu kebid'ahan itu adalah sesat."
)Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih(.
Saudara/I ku yang semoga Alloh subhanahu wata’ala
merahmati kita sekalian, jalan kebenaran itu terang, tidak ada lagi penghalang
untuk melewatinya yakni jalannya rosululloh dan apa yang para sahabat
rosululloh lalui juga yakni cara berIslam. Para ulama telah meenjelaskan kepada
kita melalui kitab-kitab karyanya sehingga kita bisa mempelajari bagaimana
rosul dan para sahabatnya beragama Islam baik aqidah dan amaliyyahnya
.
Jika kita telah faham jalan terang tersebut, tanpa perlu
fanatik terhadap madzhab atau kelompok tertentu ketika telah nampak bahwa
kebenaran itu datang dari rosululloh dan telah pula diamalkan oleh para
sahabatnya kita tanpa perlu ragu lagi untuk mengamalkannya. Sebagaimana kaidah
yang telah dibuat oleh ulama sebagai berikut:
لو كان خيرا لسبقون اليه
“sekiranya itu baik, tentu para sahabat
telah lebih dahulu mengamalakannya”.
Saudaraku, kita tidak lebih baik dari rasululloh dan para
sahabatnya, sehingga beribadah hanya menurut prasangka diri kita itu baik tanpa
ditimbang menurut baik dan buruknya rosululloh dan kemudian apakah itu pernah
diamalkan oleh para sahabatnya.
Semoga kita sekalian diberi petunjuk oleh Alloh subhanahu
wata’a;a untuk senantiasa meniti jalan lurus itu. Jalan yang dahulunya perna
rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam arahkan dan kemudian dilalui oleh
para sahabatnya radiyallohu ‘anhum. Kemudian semoga kita sekalian diberi
kemudahan untuk senantiasa menuntut ilmu untuk menemukan jalan terang dan lurus
itu.
Wallohu a'lam
(Dimuat pula di baitussalam.sch.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar