Oleh : Indra Kurniawan, S.Sos.I
Kita
semua tahu, bahwa hakikat diciptakannya jin dan manusia tidak lain adalah untuk
beribadah kepada Alloh subhanahu wata’ala. sebagaimana firman Nya.
وما خلقت الجنّ والانس الّا ليعبدون
“dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
melainku untuk beribadah”.
Beribadah
adalah hak Alloh yang harus dipenuhi seorang hamba. Akan tetapi setan
senantiasa menggoda para hamba agar berpaling dari ketaatan. Kalaulah bukan
karena cinta, seorang hamba sangatlah
berat menjalankan setiap ketaatan-ketaan, seringan apapun bentuk ketaatan
tersbut. Atau sebaliknya, sebarat apapun betuk ketaatan akan terasa ringan jika dijalankan atas dasar
kecintaan. Kita sangat butuh cinta dalam beribadah dan kita sangat tergantung
dengan cinta
kenapa
harus cinta, bahwasannya ada tiga pondasi pokok yang harus dimiliki seseorang
ketika beribadah yakni, cinta(mahabbah), Rasa takut(khouf) dan berharap(roja’).
Dan cinta adalah motor penggerak, salah satu sumber kekuatan yang harus
dimiliki oleh setiap hamba. Besar kecilnya cinta yang dimiliki oleh menjadi
tolak ukur kuat atau lemahnya seseorang dalam aktifitas ibadahnya.
Para
pembaca yang budiman, berbicara cinta bukan semata milik orang yang sedang
berpacaran, cerita-cerita dari sinetron dan kisah dalam novel. Lebih besar dari
itu, Islam berbicara tentang cinta adalah sesuatu yang sangat penting karena
berkaitan dengan permasalahan aqidah. Yang mana aqidah adalah pondasi dasar
dalam beragama.
Dengan
cinta ibadah seseorang menjadi indah, dengan cinta ibadah menjadi ni’mat dan karena
cinta rela mengorbankan jiwa dan hartanya untuk mengabdikan diri kepada Alloh
subhanahu wata’ala. Kita semua butuh cinta, lihatlah orang-orang yang tidak
memiliki cinta kepada Alloh?Hatinya mati sekalipun jasadnya hidup, tidak
tergerak sedikitpun untuk mengabdikan dirinya untuk beribadah. Ia tidak faham
hakikat diciptakan dirinya.
Atau
ada pula yang mengaku bahwa ia cinta kepada Alloh, akan tetapi tidak sedikitpun
hidupnya diisi dengan ketaatan kepada Alloh, berarti cintanya palsu, cintanya
hanya sebatas bibir semata tanpa ada bukti. Padahal kita tahu, bahwa cinta itu
perlu bukti, cinta butuh konsekwensi dan cinta butuh pengorbanan untuk
merealisasikan. Alloh subhanahu wata’ala berfirman.
قل ان كنتم تحبّون الله فا التبعوانى يحببكم الله...
“katakanlah jika kalian cinta kepada Alloh, ikutilah
aku(Muhammad) niscaya Alloh akan mencintai kalian”.
Salah
satu bukti seorang hamba cinta kepada Alloh adalah mengikuti petunjuk
rosululloh dalam beribadah, pantang bagi dirinya beribidah dengan amalan yang
tidak ada contohnya dari rosululloh. Betapa banyak orang-orang yang
mendendangkan cinta kepada Alloh, akan tetapi secara bersamaan ia beribadah
dengan sesuatu yang tidak dituntunkan oleh rosululloh, berarti cintanya palsu,
cintanya hanya sebatas nyanyian tanpa ada konsukwensi, betapa lemahnya
cintanya.
Orang
yang kuat cintanya, adalah orang yang dalam dirinya tumbuh kekuatan dalam
beribadah, orang yang sudah siap dengan segala konsekwensi-konsekwensi sebagai
orang yang jatuh cinta. Dan oran yang kuat cintanya adalah mereka yang sudah
siap lahir batinnya mengikuti keinginan-keinginan siapa yang dicintainya, yakni
Alloh subhanahu wata’ala.
Jangan
katakan cinta
kalau tidak mau beribadah, jangan katakan cinta kalau masih suka berbuat
kemungkaran dan jangan katakan cinta kalau tidak sedikitpun terdetik untuk
berbuat kebaikan dalam hatinya. Untuk itu, ada beberapa hal yang menjadi bukti
seseorang itu memiliki cinta, dalam hal ini cinta kepada Alloh subhanahu wata’a
1.
Senantiasa
menyebut-nyebut nama Nya.
مَا مِنْ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا حَفَّتْ بِهِمْ
الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ
وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah
suatu kaum berdzikir kepada Allah kecuali malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat
akan menyelimuti mereka, ketenangan akan turun kepada mereka, dan Allah akan
menyebut mereka —sebagai— bagian dari orang-orang yang berada di sisi-Nya."(
Shahih: Ibnu Majah (3791))
Dengan
menyebut namanya yakni berdzikir, bagi orang yang sudah diliputi rasa cinta,
hatinya akan tenang. Adapun mengingat Alloh banyak caranya, baik yang muqayyad
ataupun yang muqayyad. Salah satu contohnya adalah membaca kalimatut tayyibah, membaca
al qur’an atau bahkan melihat kekuasan ciptaan Nya atau yang kita kenal dengan
tadabur alam. Alloh usbhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ
قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًۭا
وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila
disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal( al Anfal: 2).
Sungguh
sayang, ada orang yang jika di Tanya apakah ia cinta Alloh dan kemudian di
jawab “ya”, akan tetapi ia lalai dari mengingat Alloh. Lalainya dari mengingat
Alloh membuatnya leluasa bermaksiat. Dunianya mengalihkannya dari mengingat
Alloh, cinta kepada Alloh diganti menjadi kepada cinta yang semu yakni
keindahan dunia, naudzubillah.
2.
Senang mengunjungi rumahnya
Hadirin
rahimakumulloh, jika orang memiliki cinta kepada yang dicintainya belum cukup
hanya sekedar menyebut namanya. Ia tidak puas dengan itu, ia ingin senantiasa bertemu
dengannya. Adapun seorang hamba yang cinta kepada Alloh, ia selalu merindukan
saat-saat terdekat dengannya. Tahukah anda? Kapan saat terdekat seorang hamba
dengan Alloh? Tidak lain adalah ketika sedang sujud.
Orang
yang berikrar bahwa ia cinta Alloh, rindukah ia dengan rumah-rumah Alloh untuk
mendekatkan diri? Rosululloh sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ
اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌّ
نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ كَانَ قَلْبُهُ مُعَلَّقًا بِالْمَسْجِدِ
“Ada
tujuh golongan yang Allah akan memberikan naungan-Nya kepada mereka. Di mana
pada hari itutidak ada naungan lain selain naungan dari-Nya. Yaitu, seorang
pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan senantiasa beribadah kepada
Allah, seseorang yang hatinya terpaut dengan masj'id”
(Shahih:
Al lrwa (887), Muttafaq alaih)
Alloh
subhanahu wata’ala balas cinta hamba Nya dengan naungan di hari akhir nanti
yakni panasnya padang mahsyar. Bagi mereka yang hatinya senantiasa terikat
dengan masjid, rindu untuk senantiasa mendatanginya, memakmurkannya dengan
keta’atan-ketaatan. Sungguh merupakan merupakan salah satu tanda hari akhir
adalah orang ramai-ramai membangun masjid kemudian setelah itu ditinggalkan,
sepi dari jamaahnya. Di manakah mereka yang memiliki rasa cinta kepada Alloh?
Tidakkah mereka ingin mendekat kepada
Alloh?
3.
Setia
Siapapun
pasti tidak rela jika cintanya diduakan, cintanya ada yang menandingi atau
bahkan tidak rela jika cintanya berpinda kepada cinta yang lainnya. Alloh
subhanahu wata’ala tidak ridho jika hambanya berpaling dari mencintainya. Dalam
istilah aqidah menduakan cinta kepada Alloh adalah syirik. Karena dalam istilah
lain dari kamna cinta adalah penghambaan ataupun kepatuhan.
Alloh
subhanahu murka jika hambanya memiliki sesembahan-sesembahan lain, padahal
Alloh subhanahu wata’ala melimpahkan karunianya. Rosululloh sholallohu ‘alaihi
wasallam bersabda:
اجْتَنِبُوا الْمُوبِقَاتِ الشِّرْكُ بِاللَّهِ
وَالسِّحْرُ
“Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah hal-hal yang membinasakan
yaitu menyekutukan Allah dan sihr."(HR.Bukhori)
syirik adalah perkara yang paling
dibenci oleh Alloh subhanahu wata’ala. dengan syirik, ia menjadikan Alloh ada
cinta-cinta lain selain kepada Nya. Dan dosa syirik adalah sebesar-besarnya
dosa dan ia(syirik) adalah salah satu dosa yang tidak diampuni oleh Alloh.
انّ الله يغفر الذنوب الاّ ان يشرت به
“sesungguhnya Alloh tidak mengampuni seluruh dosa kecuali
dosa syirik”
Sudah seharusnya kita buktika cinta
kita kepada Alloh, cinta yang tulus penuh dengan ketundukkan. Pasrah kepada
segala apa yang diinginkan Nya. Sungguh tidak layak jika lidah kita berucap
cinta kepada Alloh, akan tetapi perilaku kita menunjukkan kepada apa-apa yang
dibenci oleh Alloh. Kita tentu tidak mau dikatakan cinta kita palsu, cintanya
hanya sebatas dibibir saja.