Senin, 18 November 2013

Karakter Pendidikan Islam



OLeh: Indra Kurniawan, S.Sos.I

 
Kebutuhan ilmu adalah satu hal yang mendesak(dhoruriyat), terlebih di zaman yang penuh dengan tuntutan. Persaingan ketat membuat banyak orang yang lalai dari hal sangat penting ini(ilmu)di antara hal penting yang telah ada. Banyak orang yang fokus pada pencapaian-pencapain semu. Sehingga pencapaian tersebut manfaatnya sementara. Mereka berlomba-lomba dengan membabi buta, bahkan seringnya tidak peduli dengan norma-norma agama yang ada. Sehingga, apa yang telah dicapai tidak banyak menimbulkan maslahat akan tetapi justru membawa banyak mafsadat(kerusakan).

ada yang menyedihkan, ternyata disadari atau tidak pendidikan kita telah dicemari oleh metode barat. Sehingga, esensi dari pendidikan yang murni dengan ruh Islam luntur. Atau bahkan, justru pendidikan tersebut murni mengikuti metode-metode barat, shingga generasi-generasi “sekuler” setiap generasinya selalu bermunculan menghanyutkan harapan mencetak generasi rabbani. Perlu kita cermati, apa sebenarnya yang terjadi dengan pendidikan kita?

Mengenalkan keberadaan Alloh subbhanahu wata’ala
Penting, mengenal Alloh adalah pelajaran utama dan terutama bagi generasi Islam. Dari sinilah(ilmu mengenal Alloh) menjadi pondasi utama bagi setiap generasi yang akan melangkahkan kakinya untuk menaklukan peradaban. Peradaban  yang kokoh akan timpang manakala orang yang mengendalikan peradaban tersebut tidak kokoh dengan aqidah lurusnya aqidah. Sehingga, peradaban tersebut akan mengantarkan jurang kehancuran. Naudzubillah…
Generasi yang di dalam hatinya telah terpatri nama Alloh dan mengenalnya dengan segala hakikatnya, akan mampu menumbuhkan ketundukan total, ia akan terkontrol dalam setiap langkahnya. Baginya, Alloh adalah segala-galanya, mengawasi melindungi dan member solusi.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al Mulk: 14).

Mengenal Alloh dengan konsekwensinya mengandung unsur penjagaan terhadap syiar-syiar Islam, sehingga sekalipun zaman begitu deras menawarkan berbagai macam fitnah, ia tetap tegar di atas keyakinannya(dinul Islam) dan akhirnya mampu member kebaikan kepada seluruh ummat. Dengannya generasi Islam yang kokoh dengan keimanan kepada Alloh akan mampu menampilkan bahwa Islam adalah agam rahmat bagi seluruh alam.

Menumbuhkah kepercayaan diri
Sejarah mencatat, kemenangan demi kemenangan yang diraih para mujahidin di antara sebab kuatnya adalah memiliki kepercayaan diri. Kita lihat bahwa ketika hijrah ke Madinah, ketika itu Madinah adalh kota yang gersang. Apa yang diharapkan dari kota yang gersang? Mungkinkah kemenangan sebuah peperangan bisa diciptakan dari para prajurit yang tinggak dari sebuah kota yang gersang? Akan tetapi kepiawain baginda rosululloh dalam menumbuhkan kepercayaan diri para sahabatnya, mengantarkan pada sebuah kemenangan besar yakni perang badar.  Sebagai mana dikisahkan juga dalam hadits bahwa Thoriq bin Ziyad menjadi komando dalam sebuah pertempuran, ketika itu jumlah tidak memungkinkan untuk memenangkan pertempuran. Dengan lantang dan tegas serta kepercayaan diri yang penuh. Kecerdasan Thoriq bin Ziyad dan kepandaian berorasi, maka seluruh pasukannya berhasil dibangkitkan kepercayaan dirinya. Akhirnya, pertempupun berhasil dengan kemenangan yang gemilang. 

Dalam hal kesuksesan, kepercayaan diri merupakan suplemen yang sangat penting untuk membangkitkan semangat. Kepercayaan diri menjadikan seseorang mampu menguatkan jiwa seseorang dalam menghadapi setiap permasalahan yang dihadapinya. Tanpa kepercayaan diri, seperti air yang mampu menjadikan bunga selalu segar, adapun tanpanya(air) bungan akan layu.

Untuk itu, sangat penting bagi anak untuk sejak dini ditanamkan kepercayaan diri, terlebih bagi generasi Islam. Dengan dimilikinya kepercayaan diri sejak dini, bukan tidak mungkin apa yang diimpikan setiap muslim yakni Islam menguasai dunia akan tercapai, karena telah tercetak anak-anak muslim sebagai generasi penerus perjuangan Islam yang telah memiliki bekal untuk menguasai perdaban berbekal kuatnya kepercayaan diri.

Menyedihkan namun, generasi saat ini telah teracuni budaya barat, film-film yang melemahkan jiwa semangat jihad. Parahnya lagi, anak-anak telah mengenal dunia percintaan yang pada dasarnya tidak layak untuk seusianya. Sadar atau tidak sadar,kita telah kalah jika tidak mau mengakuinya. Rongrongan pemikiran barat seolah sumbernya dari berbagai arah, kecil sekali bagi kita untuk menghindar dalam rangka melindungi anak-anak dari itu(konspirasi barat) kecuali mereka(orang tua) yang menyekolahkan putra-putrinya di Pesantren, dan itu adalah jalan terakhir pengamanan demi selamatnya aqidah.setiap anak.

Walhasil, penting kepercayaan diri adalah kunci keberhasilan setiap anak demi menggenggam dunia pada saatnya nanti. Kalaulah bukan berbekal kepercayaan diri, bagai mana akan memiliki kemauan untuk menaklukkan dunia. Tanpanya(kepercayaan diri) akan menjadikan generasi minder, malas untuk berinovasi dan bayangan-bayangan kegagalan menjadi penghambat kemajuannya.

Mengembangkan Potensi
Semua anak punya karakter yang berbeda-beda, dan secara bersamaan pula setiap anak memiliki potensi keahlian yang berbeda-beda pula. Sebagai mana dalam sebuah riwayat yang shohih jielaskan bahwa suatu hari ada orang badui bertanya kepada rosululloh,”wahai rosululloh, bisak ajarkan kepada saya cara bercocok tanam?” kemudian beliau menjawab,”engkau lebih tahu urusan duniamu”. 

Nah, kita sebagai pendidik terutama orang tua, sepatutnya harus memiliki kepekaan untuk membaca karakter anak-anak kita, apa kelebihan potensi yang dimiliki anak kita. Agar, kedepannya kita bisa tidak salah untuk memilihan tempat belajar mana yang seusia dengan apa yang diminati dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Sungguh indah jika, ada ilmuwan  akan tetapi ia sholih dan sholihah, dokter akan tetapi ia hafal al qur’an dan astronot akan tetapi dia faham al quran dan hadits, subhanalloh. Untuk itu, pentingnya pendidik yang mampu membaca karakyer anak adalah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka pemenuhan hak-hak anak. Salah satu kuncinya adalah hendaknya bagi orang tua berilmu adalah modal utamanya. Bagai mana ia akan tahu karakter dasar anak-anaknya, sementara ia malam membaca, malas untuk menggali informasi dan malas membca kondisi perubahan zaman.

Menanamkan keluhuran akhlaq
Akhlaq adalah bekal bagi setiap orang untuk menjadikan dirinya sebagai pribadi yang berbudi pekerti mulia. Apalah arti seorang yang dikatakan luas ilmu agamanya akan tetapi akhlaqnya tercela, apa artinya seorang ilmuwan akan tetapi bobrok akhlaqnya dan apa yang bisa diharapkan dari orang yang tidak bisa bergaul dengan akhlaq mulia. 

Dengan akhlaq, kapanpun, di manapun dan sampai kapanpun seseorang jika sudah memilkinya, dia akan dicintai siapapun, baik muslim maupun kafir. Akhlaq menjadi kunci suksesnya seseorang dalam bersosialisasi. Keberadaan akhlaq menjadi hiasan mahal bagi kepribadian setiap orang. Ia akan dicintai teman dan disegani lawan. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ

Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.( Q.S. Ali Imraan: 159).
Wallohu a’lam bishowabi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar