OLeh: Indra Kurniawan, S.Sos.I
Kebutuhan ilmu adalah satu hal yang
mendesak(dhoruriyat), terlebih di zaman yang penuh dengan tuntutan. Persaingan
ketat membuat banyak orang yang lalai dari hal sangat penting ini(ilmu)di
antara hal penting yang telah ada. Banyak orang yang fokus pada
pencapaian-pencapain semu. Sehingga pencapaian tersebut manfaatnya sementara.
Mereka berlomba-lomba dengan membabi buta, bahkan seringnya tidak peduli dengan
norma-norma agama yang ada. Sehingga, apa yang telah dicapai tidak banyak
menimbulkan maslahat akan tetapi justru membawa banyak mafsadat(kerusakan).
ada yang menyedihkan, ternyata disadari
atau tidak pendidikan kita telah dicemari oleh metode barat. Sehingga, esensi
dari pendidikan yang murni dengan ruh Islam luntur. Atau bahkan, justru
pendidikan tersebut murni mengikuti metode-metode barat, shingga generasi-generasi
“sekuler” setiap generasinya selalu bermunculan menghanyutkan harapan mencetak
generasi rabbani. Perlu kita cermati, apa sebenarnya yang terjadi dengan
pendidikan kita?
Mengenalkan keberadaan Alloh subbhanahu
wata’ala
Penting, mengenal Alloh adalah pelajaran
utama dan terutama bagi generasi Islam. Dari sinilah(ilmu mengenal Alloh)
menjadi pondasi utama bagi setiap generasi yang akan melangkahkan kakinya untuk
menaklukan peradaban. Peradaban yang
kokoh akan timpang manakala orang yang mengendalikan peradaban tersebut tidak kokoh
dengan aqidah lurusnya aqidah. Sehingga, peradaban tersebut akan mengantarkan jurang
kehancuran. Naudzubillah…
Generasi yang di dalam hatinya telah
terpatri nama Alloh dan mengenalnya dengan segala hakikatnya, akan mampu
menumbuhkan ketundukan total, ia akan terkontrol dalam setiap langkahnya.
Baginya, Alloh adalah segala-galanya, mengawasi melindungi dan member solusi.
أَلَا
يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Apakah
Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau
rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?”
(QS. Al Mulk: 14).
Mengenal Alloh dengan konsekwensinya
mengandung unsur penjagaan terhadap syiar-syiar Islam, sehingga sekalipun zaman
begitu deras menawarkan berbagai macam fitnah, ia tetap tegar di atas
keyakinannya(dinul Islam) dan akhirnya mampu member kebaikan kepada seluruh
ummat. Dengannya generasi Islam yang kokoh dengan keimanan kepada Alloh akan
mampu menampilkan bahwa Islam adalah agam rahmat bagi seluruh alam.
Menumbuhkah kepercayaan diri
Sejarah mencatat, kemenangan demi
kemenangan yang diraih para mujahidin di antara sebab kuatnya adalah memiliki
kepercayaan diri. Kita lihat bahwa ketika hijrah ke Madinah, ketika itu Madinah
adalh kota yang gersang. Apa yang diharapkan dari kota yang gersang? Mungkinkah
kemenangan sebuah peperangan bisa diciptakan dari para prajurit yang tinggak
dari sebuah kota yang gersang? Akan tetapi kepiawain baginda rosululloh dalam
menumbuhkan kepercayaan diri para sahabatnya, mengantarkan pada sebuah
kemenangan besar yakni perang badar. Sebagai mana dikisahkan juga dalam hadits
bahwa Thoriq bin Ziyad menjadi komando dalam sebuah pertempuran, ketika itu
jumlah tidak memungkinkan untuk memenangkan pertempuran. Dengan lantang dan
tegas serta kepercayaan diri yang penuh. Kecerdasan Thoriq bin Ziyad dan
kepandaian berorasi, maka seluruh pasukannya berhasil dibangkitkan kepercayaan
dirinya. Akhirnya, pertempupun berhasil dengan kemenangan yang gemilang.
Dalam hal kesuksesan, kepercayaan diri
merupakan suplemen yang sangat penting untuk membangkitkan semangat.
Kepercayaan diri menjadikan seseorang mampu menguatkan jiwa seseorang dalam
menghadapi setiap permasalahan yang dihadapinya. Tanpa kepercayaan diri,
seperti air yang mampu menjadikan bunga selalu segar, adapun tanpanya(air)
bungan akan layu.
Untuk itu, sangat penting bagi anak untuk
sejak dini ditanamkan kepercayaan diri, terlebih bagi generasi Islam. Dengan
dimilikinya kepercayaan diri sejak dini, bukan tidak mungkin apa yang diimpikan
setiap muslim yakni Islam menguasai dunia akan tercapai, karena telah tercetak
anak-anak muslim sebagai generasi penerus perjuangan Islam yang telah memiliki
bekal untuk menguasai perdaban berbekal kuatnya kepercayaan diri.
Menyedihkan namun, generasi saat ini
telah teracuni budaya barat, film-film yang melemahkan jiwa semangat jihad.
Parahnya lagi, anak-anak telah mengenal dunia percintaan yang pada dasarnya
tidak layak untuk seusianya. Sadar atau tidak sadar,kita telah kalah jika tidak
mau mengakuinya. Rongrongan pemikiran barat seolah sumbernya dari berbagai
arah, kecil sekali bagi kita untuk menghindar dalam rangka melindungi anak-anak
dari itu(konspirasi barat) kecuali mereka(orang tua) yang menyekolahkan
putra-putrinya di Pesantren, dan itu adalah jalan terakhir pengamanan demi
selamatnya aqidah.setiap anak.
Walhasil, penting kepercayaan diri adalah
kunci keberhasilan setiap anak demi menggenggam dunia pada saatnya nanti.
Kalaulah bukan berbekal kepercayaan diri, bagai mana akan memiliki kemauan
untuk menaklukkan dunia. Tanpanya(kepercayaan diri) akan menjadikan generasi
minder, malas untuk berinovasi dan bayangan-bayangan kegagalan menjadi
penghambat kemajuannya.
Mengembangkan Potensi
Semua anak punya karakter yang
berbeda-beda, dan secara bersamaan pula setiap anak memiliki potensi keahlian
yang berbeda-beda pula. Sebagai mana dalam sebuah riwayat yang shohih jielaskan
bahwa suatu hari ada orang badui bertanya kepada rosululloh,”wahai
rosululloh, bisak ajarkan kepada saya cara bercocok tanam?” kemudian beliau
menjawab,”engkau lebih tahu urusan duniamu”.
Nah, kita sebagai pendidik terutama orang
tua, sepatutnya harus memiliki kepekaan untuk membaca karakter anak-anak kita,
apa kelebihan potensi yang dimiliki anak kita. Agar, kedepannya kita bisa tidak
salah untuk memilihan tempat belajar mana yang seusia dengan apa yang diminati
dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Sungguh indah jika, ada ilmuwan akan tetapi ia sholih dan sholihah, dokter
akan tetapi ia hafal al qur’an dan astronot akan tetapi dia faham al quran dan
hadits, subhanalloh. Untuk itu, pentingnya pendidik yang mampu membaca karakyer
anak adalah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka pemenuhan hak-hak
anak. Salah satu kuncinya adalah hendaknya bagi orang tua berilmu adalah modal
utamanya. Bagai mana ia akan tahu karakter dasar anak-anaknya, sementara ia
malam membaca, malas untuk menggali informasi dan malas membca kondisi
perubahan zaman.
Menanamkan keluhuran akhlaq
Akhlaq adalah bekal bagi setiap orang
untuk menjadikan dirinya sebagai pribadi yang berbudi pekerti mulia. Apalah
arti seorang yang dikatakan luas ilmu agamanya akan tetapi akhlaqnya tercela,
apa artinya seorang ilmuwan akan tetapi bobrok akhlaqnya dan apa yang bisa
diharapkan dari orang yang tidak bisa bergaul dengan akhlaq mulia.
Dengan akhlaq, kapanpun, di manapun dan
sampai kapanpun seseorang jika sudah memilkinya, dia akan dicintai siapapun,
baik muslim maupun kafir. Akhlaq menjadi kunci suksesnya seseorang dalam
bersosialisasi. Keberadaan akhlaq menjadi hiasan mahal bagi kepribadian setiap
orang. Ia akan dicintai teman dan disegani lawan. Alloh subhanahu wata’ala
berfirman:
وَلَوْ كُنتَ فَظّاً
غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu.( Q.S. Ali Imraan: 159).
Wallohu a’lam bishowabi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar